Minimal Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Easy to use theme’s admin panel

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Featured posts

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Hello, I am Vk bhardwaj and i do awsome Blogger Template Designs for your blog, download templates at Www.BestTheme.Net. Thanks A Lot

ADALAH hal yang sangat naif, ketika seorang anak menjadi bodoh, nakal, pemberang, atau bermasalah, lalu orang tua menyalahkan guru, pergaulan di sekolah, dan lingkungan yang tidak beres. Tiga faktor itu hanya berperan dalam proses perkembangan anak, sedangkan bakat anak itu menjadi bodoh, nakal, atau pemberang  justru terletak dari bagaimana orang tua memberikan awal kehidupan si anak tersebut.Bukan hal aneh bahwa seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak masih dalam kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasihsayang, dan stimulasi.Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak,sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara prinsip,perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupanutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya haruscukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik.Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itusendiri, sebenarnya bukan hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untukmengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinyaharus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilanakan berlangsung optimal secara nutrisi.Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya--bolehdikatakan sangat jarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Malah, kerapkehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi dinegara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anak-anak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalamsegala hal untuk memelihara anaknya.Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang. Seorang ibu harus menerima kehamilanitu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembangnya bayi tidak akan optimal. "Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risikodari kehamilannya," kata mantan Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Anak Indonesia itu."Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatirakan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsangperkembangan bayi dalam kandungannya," tambahnya.Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada faktorpsikologis yang memengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil menikah secara resmi atau kawin lari. Pernikahannya direstui atau tidak, dan apakahada komitmen antara istri dan suami. Tanpa komitmen di antara keduanya, kehamilanitu bisa dianggap mengganggu.Juga harus ada support (dukungan). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suamidan orang tua dapat mengurangi perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan. "Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah komitmen dengan suami, serta
support dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerimakehamilannya dengan hati tenteram,"Faktor ketiga adalah adanya perhatian penuh dari si ibu hamil terhadap kandungannya.Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalamkandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dansenang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang,sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang.Sebaliknya, bila si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akanmelepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut,sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimuli juga ikut gelisah. "Yang paling baikadalah stimuli berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akanmerangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidakdisukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi".Tapi, stimuli itu sendiri lebih efektif bila kehamilan sudah menginjak usia di atas enambulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai bisaberfungsi.Untuk mendapatkan kondisi-kondisi itulah, seorang ibu hamil harus tetap menjaganutrisi yang didapat dari makanan sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi, misalnyadengan suntik TT. Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali sebulan, dan pada bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), diperketatmenjadi tiga minggu sekali, lalu dua minggu sekali, dan bahkan mendekati partusmenjadi setiap minggu.Juga disarankan untuk tidak meminum obat-obatan yang katanya bisa merangsangperkembangan dan kecerdasan otak bayi. Obat-obatan semacam itu hanya omongkosong. "Pemberian obat semacam itu percuma saja, dan tidak berpengaruh apa-apa,"katanya. "Yang penting, ciptakan saja lingkungan mendidik, yaitu tiga faktor tadi.Sementara itu, psikolog anak lainnya juga mengungkapkan pendapat yang sama.Stimulasi positif, menurutnya, memang dapat meningkatkan kecerdasan anak sejakdalam kandungan. Dari stimulasi ini, diharapkan ketika anak tumbuh, bukan hanyamenjadi cerdas, melainkan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. "Stimulasimenimbulkan kedekatan antara ibu dan anak.Bahkan, lanjut Surastuti, bayi masih dalam kandungan bisa distimuli dengandiperdengarkan musik klasik, diajak berbicara, dan diberikan elusan penuh kasih sayang.Orang tua juga harus siap dan berusaha mengajarkan cara anaknya bersosialisasidengan dunia luar ketika ia masih di dalam rahim.Tapi, mengapa musik klasik? Pendapat semacam ini memang terus menjadi topikbahasan. Musikus hebat seperti Adhi MS, pimpinan Twilite Orchestra, juga meyakinimusik klasik dapat merangsang kecerdasan bayi sejak dalam kandungan. Bahkan, untukjenis musik yang 'merangsang bayi' ini sudah banyak dijual di toko-toko kaset tertentu.Tapi, untuk lebih tuntasnya kupasan mengenai hal itu, coba kita simak penuturanPsikologi lainnya:Musik klasik, katanya, memiliki berbagai macam harmoni yang terdiri dari nada-nada.Nada-nada inilah yang memberikan stimulasi berupa gelombang alfa. Gelombang inimemberikan ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman, sehingga anak dapat lebihberkonsentrasi."Menurut beberapa penelitian, musik klasik memang termasuk metode yang tepat. Anakmenjadi siap menerima sesuatu yang baru dari lingkungannya," ujar pengasuh rubrikkonsultasi di Klinik Anakku ini. Tapi, jangan coba-coba memperdengarkan musik-musikkeras kepada bayi dalam kandungan. Konon, justru menyebabkan timbulnyakebingungan pada si jabang bayi!

Leave a Reply