Minimal Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Easy to use theme’s admin panel

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Featured posts

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Hello, I am Vk bhardwaj and i do awsome Blogger Template Designs for your blog, download templates at Www.BestTheme.Net. Thanks A Lot

Archive for Juni 2011

   A. Analisis Fundamental
          Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/ badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Dengan mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah.
         Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang
        Analisa fundamental pada dasarnya fokus pada analisa kondisi makro, kondisi industri dan kondisi fundamental perusahaan.

  • Analisa Makro adalah analisa terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlaku maupun kondisi perekonomian secara makro. Hal-hal yang dianalisa antara lain pendapatan perkapita (GDP), money supply, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan kondisi geopolitik.
  • Analisa Industrial adalah analisa untuk mengetahui kondisi dari suatu industri apakah berada pada tahap awal, pertumbuhan, maturity atau decline (penurunan) dan bagaimana dampaknya bagi keuntungan perusahaan. Analisa industri dilakukan melalui dua tahap pendekatan :
  1. Industrial Life Cycle Model terdiri dari tahap pertumbuhan, ekpansi, maturity dan decline (penurunan).
  2.  Profit Life Cycle Model terdiri dari perumbuhan pendapatan, profit margin negative (ekpansi), profit margin dan total earning meningkat (maturity) terakhir penjualan dan profit margin cenderung datar sehingga earning menurun (decline).


  • Analisa Fundamental, Perusahaan (mikro) adalah analisa untuk mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan, baik analisis produk perusahaan dan pemasarannya, analisis pertumbuhan earning dan kinerja manajemen.

Anilisis Fundamental perusahaan
          Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali variabel data yang harus dianalisa, dimana beberapa di antara variabel tersebut yang cukup penting untuk diperhatikan yaitu :
 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)
 Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per share-EPS)
 Rasio pertumbuhan EPS
 Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio)
 Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan ( price earning growth ratio)
 Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)
 Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)
 Rasio hutang perseroan ( debt ratio)
 Margin pendapatan bersih (net profit margin)
B. Laporan Keuangan
       Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
    
     -  Neraca
     - Laporan laba rugi
     - Laporan perubahan ekuitas
   - Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana 
   - Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

         Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca

1. Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keangan. 
      Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan (bahasa Inggris: financial reporting) dan laporan keuangan (bahasa Inggris:financial reports). Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal,organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statemen (bahasa Inggris: statement) dan laporan (bahasa Inggris: report)

2. Pemakai Laporan Keuangan. 
         Pemakai laporan keuangan diantaranya yaitu: Investor, Karyawan, Pemberi Pinjaman, Pemasok dan Kreditor usaha lainnya, Pelanggan, Pemerintah, Masyarakat
C. Analisis Keuntugan Perusahaan

1. ROA (Retun On Asset)
         ROA atau sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai Rentabilitas Ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan kemasa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.

Perhitungan ROA
- Analisa ROA
        Mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Biaya-biaya pendanaan yang dimaksud adalah bunga yang merupakan biaya pendanaan dengan hutang. Dividen yang merupakan biaya pendanaan dengan saham dalam analisa ROA bisa siinterpretasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan (strategi) dan pengaruh dari faktor-faktor lingkugan (environmental factors). Analisa difokuskan pada profitabilitas aset dengan demikian tidak memperhitungkan cara-ara untuk mendanai aset tersebut.
- Formula ROA
ROA= Laba Bersih + Bunga
             Total Aset Rata-rata
        Karena bunga tidak masuk dalam analisa ROA, maka bunga ditambahkan kembali ke laba bersih. Apabila ingin tepat lagi, maka sebenarnya ada penghematan pajak yang muncul dari penggunaan bunga, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurangan pajak. Dengan demikian setelah penyesuaian pajak formula ROA dihitung sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih + Bunga (1- tingkat pajak)
                        Total Aset Rata-rata
         Laba bersih perusahaan kadang-kadang dipengaruhi dua item luar biasa yang tidak selalu muncul dalam kegiatan bisnis normal: 1) laba karena perubahan prinsip akuntansi. 2) biaya restrukturisasi.
- Komponen-komponen ROA
ROA bisa dipecah lagi dalam dua komponen yaitu:
  1. Profit Marginal: menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari tingkat penjualan tertentu. Profit margin bisa diinterpretasikan sebagai tigkat efesiensi perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya yang ada di perusahaan.

Profit Margin = Laba Bersih + Bunga (1- tingkat pajak)
                                             Penjualan

2. Perputaran Total Aktiva (asset): perputaran total aktiva (aset) mencerminkan kemampuan perusahaan, perusahaan menghasilkan penjualan dari total investasi tertentu. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai kemampuan perusahaan mengelola asset berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Rasio ini mengukur aktivitas penggunaan aktiva perusahaan.
          Perputran total aset =           Penjualan          
                                                  Total aset rata-rata 


Jadi Formula ROA adalah:

ROA = Laba Bersih + Bunga (1- tingkat pajak)   X           Penjualan             
                                  Penjualan                                                Total aset rata-rata

2. ROE (Retun On Equity)
           ROE mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan aset yang dimilikinya. Dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai rentabilitas moda sendiri. Investor yang akan membeli saham akan terarik dengan ukuran profitabilitas ini. Atau bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Laba yang diperoleh perusahaan pertama dipakai untuk membayar bunga hutang, kemudian saham preferens, baru kemudian (kalau ada sisa) diberikan ke pemegang saham biasa.

ROE = Laba Bersih – Dividen saham biasa
                  Rata-rata saham biasa


3. Hubungan ROA dengan ROE
             ROA memperhitungkan kemampuan perusahaa menghasilkan suatu laba terlepas dari pendanaan yang dipakai. ROE secara eksplisit memperhitungkan kemampuan perusahaa menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa, setelah memperhitungkan buga dan dividen saham preferen.

D. Perkiraan Pendapatan
1. Rasio laba terhadap saham beredar (EPS)

              Rasio adalah digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.

EPS= Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar


        Rasio pertumbuhan EPS diperoleh dengan memperbandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar (EPS)pada tahun berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.

2. Price Earning Ratio (PER)
     a. Pengertian Price Earning Ratio (PER)
       Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmaji, 2001:139). Sedangkan menurut Ang (1997: 24), “Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga pasarsuatu saham dengan earning per share (EPS) dari saham yang bersangkutan”. Price earning ratio merupakan hubungan antara pasar saham dengan earning per share saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham (Garrison, 1998:788). Price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan.
         Berdasarkan pendapat diatas pengertian price earning ratio yang dimaksud adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.

b. Kegunaan dan Manfaat dari Price Earning Ratio
            Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per share. Makin besar price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang (Prastowo, 2002:96).
               Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price earning ratio yang rendah pula. Semakin rendah price earning ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. price earning ratio menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin kecil nilai price earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Rumus yang digunakan untuk mengukur price earning ratio adalah sebagai berikut (Arifin, 2002: 87):

                   PER =      Harga Saham    
                                 Earning Per share

read more

Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi.
A. Manfaat Multimedia Pembelajaran
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Manfaat diatas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran, yaitu:
1) Memperbesaar benda yang sangat kecildan tidak tampak oleh mata, seperti peta, prasasti,
2) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti Candi Borobudur, rumah, gunung.
3) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti system tubuh manusia, siklus air, beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga.
4) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju.
5) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun.
6) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain.
B. Media Pembelajaran IPS
Media adalah sarana untuk mendekatkan siswa dengan sumber belajar melalui penggunaan metode yang relevan. Terdapat beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS yaitu:
 Media gambar, berupa foto objek, sketsa gambar, peta dan denah yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPS.
 Media multimedia yang menampilkan suara dan gambar bergerak yang berhubungan dengan pembelajaran IPS
 Media konkrit yaitu suasana lingkungan social yang nyata yang berhubungan dengan pembelajaran IPS
C. Karakteeristik Multimedia Pembelajaran IPS
Karakteristik multimedia pembelajaran adalah:
 Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsure audio dan visual
 Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna
 Bersifat mandiri, dalam pengertian member kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bias menggunakan tanpa bimbingan orang lain.


Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:
 Mampu memperkuat respon pengguna secepat mungkin
 Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri
 Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendali
 Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon

read more

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga menyatakan bahwa tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan dengan suatu prosedur rutin yang sudah diketahui si pelaku.
Sedangkan menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Maka dari itu, metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktifitas dan kreatifitas peserta didik. Salah satunya adalah menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving). Kalau seorang peserta didik dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru.
Maka dari itu, pemecahan masalah memegang peranan penting baik dalam pelajaran sains maupun dalam banyak disiplin ilmu lainnya, terutama agar pembelajaran berjalan dengan fleksibel.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari problem solving ?
2. Bagaimanakah ciri-ciri pembelajaran pemecahan masalah?
3. Mengapa harus menggunakan pembelajaran pemecahan masalah?
4. Apakah tujuan dan manfaat penggunaan problem solving?
5. Apa kekurangan dan kelebihan dari problem solving?
6. Bagaimanakah langkah-langkah umum dalam problem solving?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian problem solving dan mengetahui ciri-cirinya.
2. Agar menyadari benar, tujuan dan manfaat penggunaan problem solving.
3. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran problem solving.
4. Agar dapat mengetahui secara umum langkah-langkah dalam model pembelajaran problem solving.

BAB II
PROBLEM SOLVING

A. Pengertian Problem Solving
Secara umum orang memahami masalah (problem) sebagai kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Namun dalam matematika, istilah “problem” memiliki makna yang lebih khusus. Kata “Problem” terkait erat dengan suatu pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan problem solving.
Metode Problem Solving adalah suatu cara mengajar dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan. Metode ini menuntut kemampuan untuk melihat sebab akibat, mengobservasi problem, mencari hubungan antara berbagai data yang terkumpul kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan masalah. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir.
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut. (Qruztyan. Blogs. Friendster.com)
Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik (Qrustian Blogs Friendster.com).
Ini berarti oreantasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi dan penemuan yang pada dasarnya pemecahan Masalah. Apabila solving yang diharapkan tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan berarti telah terjadi di dalam tahap-tahap awal sehingga setiap enginer harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi.
Selanjutnya problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara memahami sejumlah pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai individu setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar problem solving yang diajarkan suatu pengetahua tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran problem solving adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dengan menggunakan langkah – langkah sampai pada suatu jawab.
B. Ciri-ciri Problem Solving
Karakteristik khusus pendekatan pemecahan masalah menurut Taplin adalah sebagai berikut:
1. Adanya interaksi antar siswa dan interaksi antara guru dan siswa.
2. Adanya dialog matematis dan konsensus antar siswa.
3. Guru menyediakan informasi yang cukup mengenai masalah, dan siswa mengklarifikasi, menginterpretasi, dan mencoba mengkonstruksi penyelesaiannya.
4. Guru menerima jawaban “ya” atau “tidak” dan bukan untuk mengevaluasi.
5. Guru membimbing, melatih dan menanyakan dengan pertanyaan-pertanyaan berwawasan dan berbagi dalam proses pemecahan masalah.
6. Sebaiknya guru mengetahui kapan campur tangan dan kapan mundur membiarkan siswa menggunakan caranya sendiri.
7. Karakteristik lanjutan adalah bahwa pendekatan problem solving dapat menggiatkan siswa untuk melakukan generalisasi aturan dan konsep, sebuah proses sentral dalam matematika.
C. Alasan Penggunaan Problem Solving
1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, hal ini merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif danmenyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.
D. Tujuan Penggunaan
Secara umum tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut:
1. Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalahmasalah secara rasional.
2. Memecahkan masalah secara individual maupun secara bersama-sama.
3. Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri.
4. Untuk pembenaran pengajaran matematika.
5. Untuk menarik minat siswa akan nilai matematika, dengan isi yang berkaitan dengan masalah kehidupan nyata.
6. Untuk memotivasi siswa, membangkitkan perhatian siswa pada topik atau prosedur khusus dalam matematika dengan menyediakan kegunaan kontekstualnya (dalam kehidupan nyata).
7. Untuk rekreasi, sebagai sebuah aktivitas menyenangkan yang memecah suasana belajar rutin.
8. Sebagai latihan, penguatan keterampilan dan konsep yang telah diajarkan secara langsung (mungkin ini peran yang paling banyak dilakukan oleh kita selama ini).
9. Memberi kemampuan dan kecakapan praktis kepada siswa sehingga tak takut menghadapi hidup yang penuh problem serta mempunyai rasa optimisme yang tinggi.
E. Manfaaat Penggunaan Metode Problem Solving
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) antara lain:
1. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis.
3. Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat.
4. Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa.
F. Kelebihan dan Kekurangan Problem Solving
1. Kelebihan dari penggunaan problem solving ini antara lain:
• Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
• Berpikir dan bertindak kreatif.
• Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
• Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
• Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
• Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
• Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
• Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis.
• Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi.
• Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek.
• Mendidik siswa percaya diri sendiri.
2. Kekurangan dari penggunaan problem solving ini antara lain:
• Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
• Kalau di dalam kelompok itu kemampuan anggotanya heterogen, maka siswa yang pandai akan mendominasi dalam diskusi sedang siswa yang kurang pandai menjadi pasif sebagai pendengar saja.
G. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving
John Dewey dalam bukunya How We Think, menyebutkan lima langkah dasar untuk problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut :
1. Menyadari bahwa masalah itu ada
2. Identifikasi masalah
3. Penggunaan pengalaman sebelumnya atau informasi yang relevan untuk penyusunan hipotesis
4. Pengujian hipotesis untuk beberapa solusi yang mungkin
5. Evaluasi terhadap solusi dan penyusun kesimpulan berdasarkan bukti yang ada.
Sementara itu terkait dengan pembelajaran matematika, langkah-langkah dan peran guru pada model pembelajaran berdasarkan masalah adalah sebagai berikut :
Fase ke - Indikator Peran Guru
1. Orientasi siswa pada maaslah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan peralatan yang dibutuhkan,memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
Pada saat memecahkan masalah, ada beberapa cara atau langkah yang sering digunakan. Cara yang sering digunakan dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah inilah yang dissebut dengan kiat/strategi pemecahan masalah. Setiap manusia akan menemui masalah, karenanya strategi ini akan sangat bermanfaat jika dipelajari paar siswa agar dapat digunakan dalam kehidupan nyata mereka.
Beberapa strategi yang sering digunakan dalam pemecahan masalah matematika adalah :
1. Membuat gambar atau diagram.
Strategi ini terkait dengan pembuatan sketsa atau gambar coret-coret guna mempermudah dalam memahami masalah dan mendapatkan penyelesaiannya.
2. Bergerak dari belakang
Dengan strategi ini, kita mulai dengan menganalisa bagaimana cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, kita bergerak dari yang diinginkan lalu menyesuaikan dengan yang diketahui.
3. Memperhitungkan setiap kemungkinan
Strategi ini terkait dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh si pelaku selama proses pemecahan masalah sehingga tidak akan ada satupun alternative yang terabaikan.
4. Mencobakan pada soal yang lebih sederhana
Strategi ini terkait dengan penggunaan contoh khusus tertentu pada masalah tersebut agar lebih mudah dipelajari, sehingga gambaran umum penyelesaian yang sebenarnya dapat ditentukan.
5. Membuat tabel
Strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan atau jalan pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak dibayangkan hanya oleh otak yang kemampuannya sangat terbatas.

6. Menemukan pola
Strategi ini terkait dengan pencapaian keteraturan-keteraturan pola. Keteraturan tersebut akan memudahkan kita menemukan penyelesaiannya.
7. Memecah tujuan
Strategi ini berkaitan dengan pemecahan tujuan umum yang hendak kita capai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya.
8. Berpikir logis
Strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran maupun penarikan kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau dat yang ada.
9. Mengabaikan hal yang tak mungkin
Dari berbagai alternative yang mungkin, alternative yang sudah jelas-jelas tidak mungkin agar dicoret atau diabaikan, sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk hal-hal yang tersisa dan masih mungkin saja.
10. Mencoba-coba
Strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umu pemecahan ,asalahnya dengan mencoba-coba dari yang diketahui.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode pemecahan masalah juga dikenal Metode Brainstorming, metode ini merupakan metode yang merangsang berfikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pedapat yang disampaikan oleh siswa. Guru disarankan tidak berorientasi pada metode tersebut, akan tetapi guru hanya melihat jalan fikiran yang disampaikan oleh siswa, pendapat siswa, serta memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat mereka, dan sekali-kali guru tidak boleh tidak menghargai pendepat siswa, sekalipun pendapat siswa tersebut salah menurut guru.
Metode ini dapat dilaksanakan apabila siswa telah berada pada tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang tinggi pula, tetapi metode ini perlu diwaspadai karena akan menimbulkan prustasi di kalangan siswa, lantaran masing-masing mereka belum dapat menemui solusinya dari proses yang kita lakukan. Akan tetapi guru dapat mengambarkan bahwa yang diminta adalah buah fikiran dengan alasan-alasan rasional.
B. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca lebih mencermati lagi materi-materi pada makalah ini dan membaca buku-buku panduan tentang metode pembelajaran yang lebih lengkap.



DAFTAR PUSTAKA

Alipande, Imansjah. 1985. Diktatik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Umum.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda.
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.
Yamin, Martinis. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
http://www.scribd.com/doc/13065635/Metodemetode-pembelajaran
http://problemsolving.p4tkmatematika.org/2010/02/saran-tips-penerapan-pembelajaran-problem-solving/
http://bismillah36.wordpress.com/2010/05/30/problem-solving/

read more